Monday, March 17, 2014

Tanggapan atas kondisi perpolitikan dan tingkah laku politisi yg tidak islami

Tulisan ini agak terlambat untuk ditampilkan sebagai tanggapan pikiran teman-2 tentang kondisi perpolitikan dan tingkah laku politisi yg tidak islami.
Sebelum memasuki suatu pekerjaan atau perjuangan, seseorang harus mengatur dan memantapkan visi atau niat, untuk mencapai dan melaksanakan tujuan itu harus dipersiapkan strategi dan cara-2 yg tepat dan sesuai dengan petunjuk atau hidayah Allah SWT. Yang sudah jelas ada dalam alquran dan sunah (hidayah untuk seluruh aspek kehidupan manusia di dunia ini sudah ada dan tinggal melaksanakan saja, tidak perlu minta-2 untuk diberi hidayah, petunjuk apa yang belum ada dalam Al-Qur'an dan sunah, dari makan & minum, buang air besar & kecil, kerja & usaha yg halal, pendidikan, politik, sosial, ekonomi, kepemimpinan dll. seluruhnya ada. Allah berfirman : "Kitab Al-Qur'an ini adalah sebagai petunjuk bagi orang-2 yang bertakwa". (2:2). Tentang hubungan penguasa atau pemimpin dan rakyat, baca ayat : 4:49-50. Allah memerintahkan kepada para pemimpin untuk melaksanakan amanah kepada yang berhak untuk memilikinya, baik berupa materi atau non materi, pemimpin harus melaksanakan hukum secara adil baik terhadap rakyat atau dirinya. Pemimpin yang memiliki karakter dan tindakan yang sesuai dengan hukum Ilahiyah itulah yang berhak untuk dipatuhi. Tidak ada masalah, apakah hukum itu namanya UUD 45 atau UU dan peraturan yang lain, asalkan tidak bertentangan dengan hukum islam, seperti hukum peninggalan Belanda tentang hukum perdata. Bagi semua orang islam, partai politiknya yang berbeda-2 tetapi tetap harus melaksanakan dan mengikuti hukum islam. Mereka yang tidak malaksanakan hukum islam berarti kafir dengan Al-Qur'an.
Sejak awal perjalananya, caleg lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif sudah melakukan tindakan yang tidak islami, seperti money politic, suap menyuap dan gratifikasi, ini semua menunjukkan adanya niat yang salah. Coba baca (HR.Bukhari & Muslim) : "Innamal a'malu binniyati wainnama likullimri'in maa nawa waman kanat hijratuhu ilallahi wa rasulihi fahijratuhu ilallahi wa rasulihi waman kanat hijratuhu iladdunya au imraatin yankikhuha fihijratuhu ilama hajara ilaihi". Sesungguhya amal perbuatan itu tergantung kepada niatnya. Apabila tujuanya karena mengikuti Allah dan Rasul-Nya, maka perjalananya akan menuju ke niat itu. Dan apabila niat untuk kepentingan dunia dan perempuan yang dirindukan, maka semangat dan arah perjuanganya adalah sesuatu yang diidam-idamkan itu.
Tidak ada yang mengetahui niat dalam hati seseorang, yang dapat dilihat adalah refleksi yang nampak dalam tingkah laku. Ada hadis sahih yang mengatakan : "Alaa inna fil jazadi mudhghatan ida salahat salahal jazadu kulluhu waida fasadat fasadal jazadu kulluhu alaa wahiyal qolbu" Ingatlah ! Bahwa di dalam tubuh itu ada segumpal daging, apabila daging itu baik muatanya, maka seluruh bagian tubuh akan menjadi baik tindakanya, dan apabila mudghah itu tidak baik substansinya, maka seluruh bagian tubuh itu akan menjadi rusak tindakanya.
Secara empirik dan dapat dilihat oleh mata telanjang orang-2 awam/grass root : apa yg terjadi di negeri ini, sejak orba s/d jilid ke 2 pemerintahan SBY : korupsi berjamaah, kolusi, manipulasi, nepotisme dll. kezaliman yang dilakukan para penguasa tanpa malu-2, kejahatan besar yang tak kunjung selesai adalah kasus bank Century, sektor pertambangan yg menjadi tambang exploitasi kehidupan para penguasa. Apabila mayoritas penduduk Indonesia yang berjumlah 238 juta dan mayoritasnya beragama islam, maka mayoritas yang melakukan kezaliman adalah orang-2 islam yang kemasukan iman dalam kalbunya. Ustad Mashadi termasuk pendiri PKS mengusulkan agar partai ini dibubarkan, dan kekayaanya dijual dan dikembalikan kepada rakyat.
Kalau partai yang berasaskan islam saja seperti ini, bagaimana partai yg lain ?

Wallahu a'lam bisshowabi

No comments:

Post a Comment