Friday, March 21, 2014

Menyikapi Isu Pergantian Kepemimpinan Nasional yang Bekembang Menjelang PEMILU

Menjelang PEMILU Legislatif dan Presiden tanggal 9/4/2014 dan 9/7/2014 dunia politik Indonesia makin hangat dan panas karena terbakar oleh api kedengkian dan kebencian yg membara dalam nafsu amarah yang melahirkan fitnah dan adu domba di antara mereka dengan menampilkan keburukan dan kejelekan lawannya melalui media sosial, majalah, surat kabar atau media elektronik seperti "Jokowi, Kang Jalal dan Fatwa Ulama Madinah" dan "Jokowi, Prabowo dan Didin Hafidhuddin" serta banyak lagi yang lainnya. Dengan dalih perbedaan aliran dalam agama, Tionghoa, Arab atau pribumi Indonesia, Jawa/Sumetera/Sulawesi/Papua/Bugis atau lainya. Yang dikenal dengan isu SARA.

Sekarang ini adalah zaman globalisasi, semua negara di dunia ini warga negaranya sudah campur menjadi satu, tidak ada negara yang terdiri dari satu ras bangsa. China, Arab, Yahudi sudah beratus tahun berada di negeri ini, mereka saling bergaul, berpengaruh dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dll.
Yahudi sudah masuk dalam jaringan politik, ekonomi, militer dan persenjataanya sejak ORBA. Mengapa sebagian orang yang belum melek persoalan ini takut dengan Yahudi atau China. Nabi saw menganjurkan umatnya untuk belajar kepada China, tentu bukan belajar agama, banyak sahabat Nabi yang kaya seperti Usman bin Affan, Abd. Rahman bin Auf, tetapi meminjam gandum kepada seorang Yahudi dengan jaminan baju besinya, kita boleh nikah dengan perempuan kristen dan yahudi yang disebut ahli kitab (5:5).
Syiah sebagian firqoh dalam Islam, sebagai sekte yang mendukung keturunan Ali dan Fatimah binti Rasul, Zaid bin Ali bin Husen adalah gurunya Abu Hanifah, Ibnu Taimiyah pengembang pertama madhab Hambali (728H) banyak mengadopsi pikiran dan pendapat Al Baqir dan Jakfar Asshadiq, tokoh tasawuf seperti Yazid Al bustami, Abdul Qodir Jailani, Suhrowardi dll banyak mengamalkan tasawuf irfani dari Al Baqir dan Jakfar Sadiq.

Akidah tauhid Muktazilah, Ahli Sunah dan Syiah adalah hampir sama dalam hal yang prinsip, seperti ketauhidan Allah, sifat-2 dan tindakan-Nya. Syiah yang tidak benar ialah Rafidah, Nasiriyah, Drus yang berada di Libanon. Syiah golongan ini yang minta bantuan kepada kristen dan bangsa barbar yang dipimpin Hulako dan Hengis Khan untuk menghancurkan dinasti Abbasiah di Baghdad, Mereka menghalalkan perzinaan dan tidak  mewajibkan shalat, kelompok Rafidah ini yang mengutuk semua para sahabat yg tidak.mendukung Ali sebagai khalifah, bahkan ada Syiah yang menuhankan Ali bin Abi Thalib.
Apakah kelompok Syiah yang berada di Pamekasan, Bangil atau di Bandung (Kang Jalal) termasuk yang sesat yang harus dimusuhi dan dikucilkan dari kancah perpolitikan di negeri ini. Perlu ada observasi dan survey yang cermat agar tidak menimbulkan fitnah dan bencana.

Suatu daerah dari yang paling bawah s/d pusat adalah urusan ketata-negaraan dan kemasyarakatan yang memerlukan ketenangan, kedamaian dan kesejahteraan sosial. Hal ini harus dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidangnya masing-2, tanpa melihat agama, ras dan sukunya, asalkan mereka memiliki kebenaran dalam bekerja dan berkata kejujuran dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, cermat dan teliti  dalam melaksanakan pekerjaan dan urusanya serta berani  menegur diri dan koleganya apabila terjadi kesalahan dan penyimpangan. Ini adalah sikap yang harus dimiliki oleh orang-2 yang menjadi dan mencalonkan diri di lembaga legislatif, eksekuif dan yudikatif. Orang yang menurut catatan sebuah majalah/Koran atau media lain adalah dianggap mampu menjadi  capres dari satu sisi mungkin dari sisi yang lain kurang memenuhinya, karena memiliki keahlian menangani zakat, belum tentu mampu menanganii problem yang lain, juga ahli agama yang jujur tetapi tidak lincah menangani persoalan negara yg bermacam-2, pimpinan agama atau partai berbasis islam toh banyak juga yang korupsi dan banyak juga yang masuk bui. Harus ada keseimbangan antara pemimpin dengan rakyatnya, kepatuhan, ketenangan dan kedamaian  otomatis akan terjadi, apabila pemimpinya jujur, adil dan bijaksana. Ini adalah keharusan yang harus dilaksanakan  oleh unsur-2 yang ada dalam suatu Negara, berdasarkan Al-Qur’an (4:48-49).

2 comments: