Menjelang PEMILU Legislatif dan Presiden tanggal
9/4/2014 dan 9/7/2014 dunia politik Indonesia makin hangat dan panas karena
terbakar oleh api kedengkian dan kebencian yg membara dalam nafsu amarah yang
melahirkan fitnah dan adu domba di antara mereka dengan menampilkan keburukan
dan kejelekan lawannya melalui media sosial, majalah, surat kabar atau media
elektronik seperti "Jokowi, Kang Jalal dan Fatwa Ulama Madinah" dan "Jokowi, Prabowo dan Didin Hafidhuddin" serta banyak lagi yang lainnya. Dengan dalih perbedaan aliran dalam agama, Tionghoa, Arab atau
pribumi Indonesia,
Jawa/Sumetera/Sulawesi/Papua/Bugis atau lainya. Yang dikenal dengan isu SARA.
Sekarang ini adalah zaman globalisasi, semua
negara di dunia ini warga negaranya sudah campur menjadi satu, tidak ada negara yang
terdiri dari satu ras bangsa. China,
Arab, Yahudi sudah beratus tahun berada di negeri ini, mereka saling bergaul,
berpengaruh dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dll.
Yahudi sudah masuk dalam jaringan politik,
ekonomi, militer dan persenjataanya sejak ORBA. Mengapa sebagian orang yang
belum melek persoalan ini takut dengan Yahudi atau China. Nabi saw menganjurkan umatnya
untuk belajar kepada China, tentu bukan belajar agama, banyak sahabat Nabi yang
kaya seperti Usman bin Affan, Abd. Rahman bin Auf, tetapi meminjam gandum kepada
seorang Yahudi dengan jaminan baju besinya, kita boleh nikah dengan perempuan
kristen dan yahudi yang disebut ahli kitab (5:5).
Syiah sebagian firqoh dalam Islam, sebagai sekte yang mendukung keturunan Ali dan Fatimah binti Rasul, Zaid bin Ali bin Husen adalah gurunya Abu Hanifah, Ibnu Taimiyah pengembang pertama madhab Hambali (728H) banyak mengadopsi pikiran dan pendapat Al Baqir dan Jakfar Asshadiq, tokoh tasawuf seperti Yazid Al bustami, Abdul Qodir Jailani, Suhrowardi dll banyak mengamalkan tasawuf irfani dari Al Baqir dan Jakfar Sadiq.
Syiah sebagian firqoh dalam Islam, sebagai sekte yang mendukung keturunan Ali dan Fatimah binti Rasul, Zaid bin Ali bin Husen adalah gurunya Abu Hanifah, Ibnu Taimiyah pengembang pertama madhab Hambali (728H) banyak mengadopsi pikiran dan pendapat Al Baqir dan Jakfar Asshadiq, tokoh tasawuf seperti Yazid Al bustami, Abdul Qodir Jailani, Suhrowardi dll banyak mengamalkan tasawuf irfani dari Al Baqir dan Jakfar Sadiq.
Akidah tauhid Muktazilah, Ahli Sunah dan Syiah
adalah hampir sama dalam hal yang prinsip, seperti ketauhidan Allah, sifat-2
dan tindakan-Nya. Syiah yang tidak benar ialah Rafidah, Nasiriyah, Drus yang
berada di Libanon. Syiah golongan ini yang minta bantuan kepada kristen dan
bangsa barbar yang dipimpin Hulako dan Hengis Khan untuk menghancurkan dinasti
Abbasiah di Baghdad, Mereka menghalalkan perzinaan dan tidak mewajibkan
shalat, kelompok Rafidah ini yang mengutuk semua para sahabat yg
tidak.mendukung Ali sebagai khalifah, bahkan ada Syiah yang menuhankan Ali bin
Abi Thalib.
Apakah kelompok Syiah yang berada di Pamekasan,
Bangil atau di Bandung
(Kang Jalal) termasuk yang sesat yang harus dimusuhi dan dikucilkan dari kancah
perpolitikan di negeri ini. Perlu ada observasi dan survey yang cermat agar
tidak menimbulkan fitnah dan bencana.
Suatu daerah dari yang paling bawah s/d pusat
adalah urusan ketata-negaraan dan kemasyarakatan yang memerlukan ketenangan,
kedamaian dan kesejahteraan sosial. Hal ini harus dilakukan oleh orang yang
memiliki keahlian dalam bidangnya masing-2, tanpa melihat agama, ras dan
sukunya, asalkan mereka memiliki kebenaran dalam bekerja dan berkata kejujuran
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, cermat dan teliti
dalam melaksanakan pekerjaan dan urusanya serta berani menegur diri dan
koleganya apabila terjadi kesalahan dan penyimpangan. Ini adalah sikap
yang harus dimiliki oleh orang-2 yang menjadi dan mencalonkan diri di
lembaga legislatif, eksekuif dan yudikatif. Orang yang menurut catatan sebuah
majalah/Koran atau media lain adalah dianggap mampu menjadi capres dari
satu sisi mungkin dari sisi yang lain kurang memenuhinya, karena memiliki
keahlian menangani zakat, belum tentu mampu menanganii problem yang lain, juga
ahli agama yang jujur tetapi tidak lincah menangani persoalan negara yg
bermacam-2, pimpinan agama atau partai berbasis islam toh banyak juga yang korupsi dan banyak juga yang
masuk bui. Harus ada keseimbangan antara pemimpin dengan rakyatnya, kepatuhan,
ketenangan dan kedamaian otomatis akan terjadi, apabila pemimpinya jujur,
adil dan bijaksana. Ini adalah keharusan yang harus dilaksanakan oleh
unsur-2 yang ada dalam suatu Negara, berdasarkan Al-Qur’an (4:48-49).
Menyejukkan semoga kita tetap waspada terutama yang laten
ReplyDeleteامين يا رب العلمين
ReplyDelete