Sunday, November 23, 2014

Fitrah (Lanjutan)

Menyambung tanya jawab dengan salah seorang akhi yang sebelumnya saya sampaikan sebelumnya dalam bahasan "Fitrah" :

Penanya: 
Jazakalloh Pak... jadi maknanya Fitrah hidup manusia yang diberikan Allah SWT itu adalah manusia tersebut pada dasarnya Hidupnya Beriman, Mempunyai manfaat bagi orang lain, Berkecukupan dan Hidupnya Bahagia dan Selamat di Dunia dan di akhirat... berarti org yang hidupnya Tidak bahagia, Tidak berkecukupan dan tidak mempunyai manfaat ada yang salah atau keliru dalam perjalanan hidup mreka.. benar gak pak... mohon kasih saya referensi Ayat Al-Qur'an dan Hadist yang berkaitan dengan itu... dan bagaimana keadaan yang demikian korelasinya terhadap takdir yang ditetapkan oleh Allah SWT... Jazakalloh

Jawaban: 
Tujuan hidup manusia adalah sebagai khalifah yang harus membangun kehidupan yang harmonis di dunia ini dan di akhirat nanti (Q,2:30,51:56). Untuk perjuangan itu, Allah membekali manusia dengan penciptaan yang sangat sempurna: jasmani yang sehat dan ruhani yang komplit, berupa kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, baca: 87:1-3, Sucikanlah Tuhanmu Yang Maha Tinggi (Kekuasaan dan Ilmu-Nya), Dia Yang Mencptakan segala sesuatu dari yang paling kecil s/d yang paling besar secara sempurna. Dia Yang telah menentukan ukuran dan ketentuan segala sesuatu -qodho dan qodar- serta memberi petunjuk dan metode -hidayat- untuk mengaturnya.

Allah sebagi Penguasa Tunggal alam semesta ini, memberi jaminan dan garansi bagi penghuni suatu ligkungan, secara idividu atau komunal yang beriman dan bertaqwa, akan menggapai berkah dari langit dan bumi- dari semua area dan cara yang mereka pahami, akan tetapi, karena mereka itu tidak menggunakan hidayat-Nya, maka akibatnya mereka adalah tersiksa dengan penderitaan, kemelaratan, kemiskinan dan penindasan orang lain (Q,7:96).

Iman sebagai dentitas ketakwaan yang dikehendaki oleh Allah, adalah tidak identik dengam "orang Islam". Beriman tidak cukup hanya bergantung kepada tiangnya iman yang hanya 6 saja. Dalam hadits sahih Al Bukhari disabdakan oleh Rasulullah Saw :

الإيمان بضع وستون شعبة والحيأ شعبة من الإ يمان رواه البخاري

Cabang cabang iman itu, lebih dari 60 bagian.

Mayoritas umat islam di dunia ini tertinggal jauh dari umat dan bangsa lain, terutama di Asia, Afrika dan mereka yang beremigran ke negara lain. Sebab utamanya, adalah karena kurangnya penguasaan sains dan teknologi. Padahal, Allah sudah memberi hidayat kepada kita: "..bahwa bumi dan isinya, hanya akan dikuasai oleh orang yang memiliki keahlian untuk mengaturnya" (21:105, Tafsir Al Maroghi).

Saturday, November 22, 2014

Fitrah


Penanya:
Ada hal yang saya belum faham.. mudah2an Bapak2 berkenan menjelaskannya untuk hal yang belum saya fahami sbb : Saya sering mendengar bahwa semua manusia itu dilahirkan sesuai fitrahnya. Maksudnya fitrah yang bagaimana... dan apakah fitrah tiap-tiap manusia itu sama? mohon penjelasannya... jazakalloh

Jawaban:
"Fithroh" berarti kesucian, atau ciptaan dan kejadian.
Idul fitri, berarti dikembalikan kepad jiwa yang suci dan bersih dari dosa dan noda, setelah seseorang melaksanakan puasa ramadhan yang disertai dengan bermacam macam ibadah yang benar dan diterima oleh Allah. Dia lepas dari dosa sebagaimana anak yang baru dilahirkan. Sebagaimana bunyi hadits sahih:

 ما من مولود إلآ يولد علي الفطرة فأبواه يهودانه او ينصرانه او يمجسانه

Setiap anak yang dilahirkan, jiwanya diciptakan dalam kesucian untuk menerima keberadaan Allah, tetapi kemudian kedua orang tuanya - lingkungan pergaulan hidupnya yang membentuk anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani, Majusi dst....
Dalam hadits sahih yg lain Rasulullah Saw bersabda:

إني خلقت عبادي حنفأ فاجتالتهم الشياطين علي دينهم

Aku, Allah menyiptakan hamba-Ku memiliki kecenderungan beriman kepada-Ku, selanjutnya, dalam proses perjalanan hidupnya, dia dibelokkan oleh setan dari dasar keimanannya.

Fithrah dalam Al Quran dan hadits islam ini, sangat berbeda dengan pikiran teori "tabularasa" yang dikemukakan oleh John Lock, jiwa yang bersih dari garis garis dan tulisan yang berarti atheis.

Ada tiga ayat yang cukup jelas, yang memberikan keyakinan ini, yaitu: 51:56, 30:30, 7:172-173, 

2:30.
Tujuan Allah menyiptakan manusia dan jin, ialah agar patuh dan tunduk kepada syariat-Nya (ibadah secara umum) 51:56.
Kekhalifahan manusia, adalah dimaksudkan untuk membangun kesejahteraan dan kedamaian di dunia ini, bukan kekacauan, penindasan dan pembunuhan di mana-mana yg terjadi di dunia fana ini.

30:30 disebut ayat fithrah, karena di dalam jiwa (qolbu, aqal, ruh dan bafsu) setiap orang, telah dipatenkan dasar keimanan adanya kebenaran agama Allah yang hak.

Ayat 7:162-173, disebut ayat " mitsaq", karena di dalam kalbu setiap orang yang hidup itu ada potensi akal sehat yang siap dan sanggup untuk menerima keberadaan Allah sebagai penguasa alam semesta ini. Semacam perjanjian primordial yang tidak boleh dilupakan atau dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya dan kemusyrikan.

Untuk menaggulangi kesucian fithrah diri dan anak-anak didik kita dari benturan dan gangguan yang mengotorinya, kita harus mendidiknya dengab "tarbiyah Ilahiyah", pendidikan islam secara skriptural, sesuai dengan Al Quran dan Hadits, sesuai dengan ayat: 66:6, Hai orang mukmin, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...

والله اعلم بالصواب

Monday, November 3, 2014

MENANGGAPI ISTIDLAL KELOMPOK ORANG YANG INGKAR SUNNAH/HADITS


DR. Taufiq Afandy Shidqi, Al Islam huwal Quranu Wahdah, Syekh Muhammad Abu Royah dalam Qisshotul haditsil Muhammady dan pendukungnya yang berdaliil dengan ayat ayat, 6:38,16:89, dan 15:9, sebagai hujjah untuk menolak Al Sunnah/Hadits sebagai sumber atau dasar syariat islam, adalah perlu penjelasan yang komprehensif, yaitu:

 1. Yang dimaksud dengan 6:38...

ما فرطنا في الكتاب من شيء...

adalah Lauh Mahfuzd yang berada di Arasy, sebagai pusat statistik seluruh alam semesta dengan segala macam isinya sejak diciptakan sampai terjadinya Hari Qiamat, bukan Kitab Al Quran

2. ونزلنا عليك الكتاب تبيانا لكل شيء...

...dan Kami turunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu, sebagai penjelasan dari segala sesuatu..."

Lafal: كل، جميع، معشر،كافة، dan semua isim maushul adalah menunjukkan arti "aam", dalam kaidah ushul fiqh disebutkan: لآ يجوز العمل بالعام قبل البحث بالتخصيص. او: ما من عام إلآ خصص

Tidak diperbolehkan menggunakan dalil yang umum, sebelum ditemukan dalil yang khusus. Atau, tidak ada dalil yang umum yang tidak ada dalil yang mentahsisnya.

Dalam arti tidak seluruh ayat Al Quran sudah cukup jelas arti dan maksudnya, ada ayat yang musytarak, mujmal, aam, mutlak, dhohir, mua' wal.

Misalnya ayat-ayat tentang shalat, zakat, haji, shiyam, muamalah, rukun iman dan rukun islam dan banyak yang lain yang tidak bisa disebut disini, detail dan uraiannya diuraikan di dalam hadits Rasulillah.

Umat islam tidak bisa melakukan salat dan haji seperti saat ini, tanpa melalui hadits:

خذوا عني مناسككم

صلوا كما رأيتموني أصلي


3. Al Quran 15

إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون


Memberi pengertian, bahwa Allah akan menjaga keberadaan dan keaslianya, seperti semula diturunkan sampai terjadinya Hari Kiamat, sebagai pedoman keberagamaan risalah yang disampaikan oleh Rasul terakhir. Dijaga dari pemalsuan, pemusnahan dengan jalan apapun, sampai dengan perubahan yang diusahakan atau direkayasa oleh orang-orang yang memusuhi islam, seperti Musailamah Al Kaddab, Salman Rusdi, pemalsuan penerbitan Al Quran palsu dari Rusia, yang terbaru adalah usaha untuk merubah ayat-ayat "qital" dalam Al Quran di Perancis, yang mempengaruhi Islam garis keras seperti terorisme dan ISIS.

Penjagaan terhadap Al Quran ini digerakkan oleh iradah dan taqdir Allah dengan menjamurnya penghafal Al Quran, diselenggarakannya MTQ baik tingkat lokal, Nasional maupun Internasional dan lahirya pesantren khusus penghafal Al Quran.

Manthuq (arti yang tersurat) dari ayat, 15:9, tidak bisa dipahami, bahwa selain Al Quran (hadits) tidak dijaga oleh Allah..

Pemahaman seperti ini, adalah rekayasa, akal-akalan dan takwil yang menyimpang dari kebenaran Ilahiyah.

Allah Al Hafizd, akan selalu menjaga agama yang disyariatkan melalui Nabi dan Rasul-Nya, terutama Muhammad SAW sebagai rasul terakhir yang dibekali dengan nur dan hidayat dalam Al Quran.

Di dalam Al Quran banyak ayat yang menjelaskan tentang hak prerogratif yang diberikan oleh Allah sebagsi rasul yang terakhir, seperti: 3:31,4:59,65,69,33:36,59:7.

إهدنا الصراط المستقيم

والله أعلم بالإصواب