Tuesday, December 23, 2014

MENJAWAB RAMAINYA WACANA PARA PENYEMANGAT ISLAM MENGHADAPI HARI NATAL DAN TAHUN BARU

Menjelang datangnya tahun baru Masehi yang didahului oleh hari "Natal" yang diduga sebagai hari kelahiran Isa al Masih "anak Tuhan", menurut keyakinan Kristiani, muncul tanggapan dan pendapat yang tidak terhitung jumlahya dari tokoh muslim Nasional dan Internasional tentamg menghormartan dan ucapan "Selamat Natal".

Ada yang membolehkan dan tidak mempermasalahkan, disamping ada yang mengharamkan dan mengkafirkan.

Di Mesir, seperti Syekh Yusuf Alqordhowi, Syekh Mustofa Azzarqa di Suria membolehkan mengucapkan Natal atau ucapan selamat kepada umat yang beragama lain, dan hal itu menjadi tradisi di Timteng, seperti yang dikatakan oleh Quraish Shihab sebagai basa basi dalam pergaulan masyarakat.

Ucapan "Selamat Natal" atau ucapan semakna dengan itu yang disampaikan kepada pemeluk agama selain Islam adalah haram, menurut pendapat ustadz Yusuf Mansyur yang menganalogikan islam dengan agama lain seperti hubungan kambing dengan sapi dst...

Ucapan "Selamat Natal", bisa menjadikan seseorang kafir, kata buya Yahya dari Cirebon.
Apabila diamati secara cermat berdasarkan filsafat hukum amali - fiqih - dengan kaidah ushul fiqih:

الأصل في الأشياء الإباحه ما لم يدل الدليل علي  تحريمه

Asal usul sesuatu, barang atau perbuatan adalah boleh dilakukan - mubah - selama tidak ada hukum yang mengharamkanya.

Di dalam Al Quran dan Sunah, tidak ada teks yang menunjukan larangan pengucapan "Selamat Natal" itu, baik secara manshus atau zahir (ushlul mutakallimin), atau secara ibarat, isyarat atau uqtudha' (ushulul hanafiyah).

Islam pada dasarnya adalah disyariatkan oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia dan jin yang memiliki kualitas kepercayaan dan keyakinan yang berbeda-beda, agar mereka menyatu dalam

 "كلمة سواء بننا وبينكم  ان لآ نعبدإلآ.الله

Muhamad ibnu Abdillah SAW diutus sebagai rasul terakhir kepada seluruh umat manusia dengan tugas menyampaikan rakhmat Allah yang tidak terbatas aspeknya, material/fisik, intelektual dan penakaran akal pikiran, emosional, kejiwaan dan spiritual (Q.21:107).
Untuk tugas itu, Muhammad SAW sebagai utusan Allah diberi kemampuan untuk mengatur dan menyeimbangkan tiga kekuatan tersebut: intelektual, emosional dan spiritualnya sebagai bekal penyiaran dan penyebaran syariat islam, agama yang penuh dengan tasamuh dan toleransi, tidak eklusif dan ekstrim, tidak bengis dan kasar (Q.2:159).

Hal ini terbukti dalam perjalanan sirah Nabi SAW., ketika melaksanakan shalat dalam keadaan sujud dia ditimbuni kotoran unta, jalan ke masjid dipasang kayu-kayu berduri, tetapi dengan sikap yang bijaksana, beliau menbalasnya dengan do'a: "Semoga Allah memberi petunjuk kepad kaumku, karena mereka belum mengetahui kebenaran. Ketika Malaikat yang menjaga gunung-gunung di Makkah mengatakan kepada Nabi, dia menjawab: "biarkan mereka hidup yang akan melahirkan anak-anak yang beriman.

Terhadap orang kafir Quraisy yang sangat keras memusuhi dan bahkan berusaha membunuhnya, Nabi SAW berdo'a:

اللهم إهد قزيشا فإن عالمها يملأ طباق الأرض علما اللهم كما ادقتهم عذابا فأدقهم نوالآ رواه ابي خطيب وإبن عساكر عن أبي هريره ( الجامع الصغير ١:٩٣)

Ya Allah ! berilah petunjuk kepada orang Quraisy, karena orang pintar di antara mereka telah menyebar ke seluruh dunia. Ya Allah, sebagaimana sebagian dari mereka telah Engkau siksa, maka anugerahkan kepadanya pemberian yang bermakna.

Nabi pembawa rahmat bagi seluruh kehidupan, manusia, jin, binatang, nabati dan lingkungan hidup yg mesti diikuti jejak dan langkahnya.(Q.33:21), pernah berhubungan akrab dengan raja-raja kafir, majusi dan kristen: Muqoiqus, Negus dan Heracleus, berhubungan dengan mereka melalui surat suratnya yang berisi ucapan selamat dan mendoakan mereka yang berbeda agama dan keyakinanya, surat itu berisi: 

بسم الله الرحمن الرحيم من محمد رسول الله إلي هرقل عظيم الروم.سلآم علي من إتبع الهدي أما بعد : فإني أدعوك بدعاية الإسلآم أسلم تسلم وأسلم يؤتك الله أجرك مرتين فإن توليت فإن عليك إثم الأرسيين.رواه مسلم عن إبن عباس عن أبي سفيان ( ص مسلم.٢:٩١)

Surat ini dari Muhammad Rasulullah, kepada Heracleus, Raja Romawi. Keselamatan bagi orang yg nengikuti petunjuk Allah, selanjutnya: "aku megajakmu dengan panggilan islam - kalimat syahadat -, masuklah islam, engkau akan menjadi selamat, dan Islamlah, maka Allah akan memberi pahala dua kali lipat, dan apabila kamu menolak, maka engkau akan berdosa seperti dosanya para petani.

Secara qoth'i - pasti - hadits-hadits di atas memberi petunjuk - hidayat - kepada kita berdasarkan "isyarat lafalnya", dilalatul isyarat, agar supaya berhubungan dengan seluruh lapisan masyarakat yang majmuk dan tidak setara dengan ucapan tindakan, sikap dan akhlak yang telah dicontohkan oleh Nabi.

Mengucapkan selamat natal yang disertai niat yang sah secara Islami dan Ilahiyah, dengan tujuan mendoakan mereka yang "maghdhubi dan dzallin" menjadi sadar atas kesesatan dan kekeliruanya, agar mereka meninggalkan keyakinan agama yang belok itu.

Saya yakin, toleransi yang dilakukan oleh ustadz Arifin Ilham terhadap tetangganya yang kristen dengan dua anaknya yang menjadi penyanyi gereja, yang akhirnya menjadi muslim, adalah mengaplikasikan konsep dan teori dakwah Nabi.

والله آعلم بالصواب