Thursday, March 27, 2014

Menguak Pencerahan Hati

Pada awal penciptaanya hati semua manusia memiliki cahaya untuk menyinari seluruh perjalanan hidupnya yang disebut fithrah. Ibarat sebuah kendaraan, fithrah ini akan tetap baik dan mulus apabila dipelihara dan diservis secara teratur. Dalam hal ini ada pengamatan perjalanan seorang sufi (tajribah assufiyah) yang dikemukakan dalam ucapanya :

"من اشرقت بدايته اشرقت نهايته

Barang siapa yang pada awal perjalanan amalan syariahnya ada pencerahan maka pada akhirnya dia akan disinari dengan cahaya Ilahiah.

Sebaliknya, apabila sejak awal perjalanan hidupnya selalu dikotori oleh debu dan udara kemaksiatan, maka kaca hatinya tertutup oleh tebalnya kotoran itu, Al-Qur'an menegaskan :

كلا بل ران علي قلوبهم ما كانوا يكسبون.

Tidak, tetapi kedurhakaan yang mereka lakukan itu mengotori hatinya (83:14).

Pada suatu saat Rasulullah saw bersama beberapa sahabat berjalan melalui kuburan, ketika mendengar tangisan dua mayat dari kubur, diperintahkan untuk mengambil daun kurma yang dipotong menjadi dua dan diletakan di atas dua kubur yang menangis tersebut agar bisa meringankan siksa yang disebabkan karena tidak berhati-hati pada saat buang air kecil dan yang lain karena suka mengadu domba (fitnah). Setelah selesai meletakkan daun kurma yang masih basah itu (bukan kembang kertas seperti yang dilakukan orang saat ini), para sahabat bertanya kepada Nabi : "Mengapa kami tidak mendengarnya ?, Nabi menjawabnya :

لولا تمرغكم في الدنيا ولا تزيدكم في الكلام لسمعتم ما سمعت رواه البخاري

Seandainya kamu tidak mencintai harta dunia dan tidak berbicara yang tidak diperlukan, maka akan mendengar apa yang aku dengar.

Tangisan siksa dalam kubur dan jepitan kubur kepada mayat adalah bersifat ruhani yang hanya bisa diketahui secara ruhani juga (indera ke 6 dan alamiah).
Betapa berat dan susahnya untuk sampai ke dunia lain (barzakh) secara alamiah,tidak direkayasa dengan ilmu kanuragan, poso dan topo broto atau ilmu hikmah.

Para sahabat adalah umat yang terbaik secara spiritual dibanding umat yang datang kemudian, mereka bisa masuk dunia lain dengan syarat-syarat yang dikemukakan Nabi.

Ada beberapa catatan experimen, pengalaman dan tajribah sufiyah yang ditulis Ibnu Athaillah dalam Al-Hikam : 1:17.

كيف يشرق قلب صور الاكوان منطبعة في مراته.ام كيف يرحل الي الله وهو مكبل بشهواته.ام كيف يطمع ان بدخل حضرة الله وهو لم يتطهر من جنابة غفلاته.ام كيف يرجوا ان يفهم ذقااق الاسراروهو لم يتب من هغواته.

Bagaimana hati seseorang bisa bersinar, sedangkan kaca hatinya dikotori oleh rangsangan duniawi (hati yang diserupakan dengan kata).

Bagaimana seseorang berusaha menghadap ke hadirat Allah, sedangkan hatinya dikuasai oleh hawa nafsu.
Bagaimana seseorang ingin masuk dan mendekat kepada Allah, sedangkan dia belum menyucikan kotoran kelalaian yang menghambat perjalanannya.
Bagaimana seseorang berharap untuk memahami rahasia rahasia ilmu Allah, sedangkan dia belum bertobat dari bermacam-macam kesalahannya.

Baca Al-Qur'an : 3:110.

1 comment:

  1. Ada beberapa cara untuk memperoleh kelebihan dan kemampuan ruhani,
    Apa yang diperoleh Nabi Muhamamd saw seperti yang saya paparkan dan perjalanan spiritual yang terdapat pada kitab "Al-Hikam" adalah bersifat Ilahiah syar'iah dengan tidak mengharapkan hasil dan kelebihan atau karomah, beramal secara ikhlas semata-mata agar selalu dekat Al Khaliq, tidak mengharap reward dan imbalan selain qurba, mahabbah dan rida serta muthma' innah di hadapan-Nya.

    ReplyDelete