Thursday, April 24, 2014

Membaca Zikir dan Diterimanya Do'a

Tulisan ini adalah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam sebuah forum diskusi yang membahas tentang diterimanya bacaan ayat-ayat, tahlil dan doa bagi orang yang sudah meninggal. Diskusi ini berawal dari pertanyaan seorang ikhwat :

السلام عليكم ورحمت الله وبركاته

Pak fudz,
Dalam waktu dekat ini saya mengikuti kegiatan salah 1 pondok pesantren di sby
Disana mengajarkan berbagai macam dzikir
Salah satunya, berdzikir dengan menyebut lafadz اَللّهُ yaitu LAILAHAILALLAH dengan gerakan kepala ke bawah pas hati kanan dan hati kiri beserta suara yang sangat lantang
Tujuannya agar kita esok bisa meninggal dengan cara khusnul khotimah
Karena menurut mereka para kyai disana, kalo kita tidak meninggal dengan cara khusnul khotimah, doa-doa dari sanak kelurga dan teman tidak bisa tersampaikan ke kita
Apa betul seperti itu ? tolong pencerahannya....

Terimakasih pak fudz

السلام عليكم ورحمت الله وبركاته

Jawaban :
Zikrullah, dengan kalimat tunggal (mufrad) seperti :

الله...الله...الله 

atau kalimat thaiyibah :

لا اله الا الله..العظيم...الرحمن 

dll. kalimat zikir yang ma'sur (orisinal dari Nabi) adalah merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim yang ingin melanggengkan iman dan terus nyambung (wushul) ingat dengan Allah.
Zikrullah dikatakan wajib, karena perintah dan anjuran zikir itu berupa fiil amar, baik dalam Al-Qu'ran maupun hadits Nabi.
Zikir itu bisa bid'ah yang diharamkan atau makruh karena dilakukan dengan cara-cara yang tidak benar atau dilakukan di waktu atau tempat tertentu.
Zikir yang berarti mengingat Allah dan istighasah yang berarti meminta atau berdoa adalah suatu kebiasaan yang dilakukan oleh Nabi dan Para Sahabat.
Pada dasarnya perbuatan itu dianjurkan, tetapi karena dilakuka pada tempat yang tidak tepat, ibadah itu menjadi haram dan bid'ah, seperti shalat sunat sebelum terbitnya matahari, sesudah shalat ashar, shalat nisfu sya'ban, shalat di kuburan atau shalat tanzilil qobri, shalat bulan atau pada bulan-bulan tertentu, ini semua disebut bid'ah idhofiyah makaniyah dan zamaniyah (disandarkan) kepada tempat dan waktu tertentu (Al-I'tishom, Al-Sathiby).

Zikir, tahlilan, istighasah atau membaca Al-Qur'an secara umum diharuskan, akan tetapi tidak boleh dilakukan pada acara kematian, seperti hari ke- 3, 7, 40, 100, 1000 dan khaul setiap tahun, acara itu adalah adat dan kepercayaan Hinduisme yang berhubungan dengan reinkarnasi dari ruh orang yang mati untuk melepaskan karma (dosa) dengan melalui beberapa asrama (tingkatan : 3, 7, 40, 100, dst.) itu yang menurut kepercayaannya akhirnya ruh tersebut bisa kembali menyatu dengan Sang Brahma di moksa.

Semua selamatan untuk orang yang meninggal yang biasa dilakukan di desa-2 itu ya berasal dari Hinduisme yang harus ditinggalkan karena bid'ah (mengada-ngadakan sesuatu yang bukan dari Nabi). 

من عمل عملا ليس عليه امرنا فهو رد.الحديش رواه البخاري

Barang siapa yang mengamalkan suatu amalan ibadah yang bukan ketentuanku adalah dotolak.

لا تجعل قبري عيدا.رواه البخاري

Jangan engkau jadikan kuburku (Nabi Muhamad) perayaan ulang tahun (khaul).
KH.Hasyim Asyari sebagai pendiri NU mengharamkan khaul bagi dirinya yang mengkuti pendapat Muhammad bin Idris Al-Syafii.

Dasar dan dalil zikir, istighosah dan wiridan yang benar menurut syariat Al-Qur'an dan hadits adalah sbb. :

4:103,فاذا قضيتم الصلاةفاذكروا الله قياما وقعودا وعلي جنوبكم. 

Dan apabila engkau telah menyelesaikan shalat, maka zikirlah kamu kepada Allah (wiridan) dengan cara berdiri, duduk dan berbaring...

2:200, dianjurkan bagi orang-orang yang telah melaksanakan amalan ibadah haji untuk mengingat Allah (zikrullah) seperti kita mengingat identitas orang tua kita, bahkan ingatan (pemahaman dan pengetauan) kita kepada Allah adalah lebih luas (makrifatullah).

33:41-42, Orang-orang mukmin dianjurkan untuk melakukan zikrullah sebanyak mungkin dan bertasbih setiap saat (siang dan malam).

7:205, Kita dianjurkan untuk mengingat Allah (zikrullah) dalam hati seraya merunduk (merendahkan diri), merasa takut siksa-Nya, tidak mengeraskan suara, di waktu siang dan malam.

18:28, Orang-orang mukmin dianjurkan untuk bersabar dan bertahan secara bersama-sama dalam kelompok zikir (khlaqoh zikir) untuk mengingat Allah di waktu siang dan malam dengan mengharap rida-Nya, tidak boleh berpaling atau meninggalkan kelompok zikir itu, hanya karena mencari kebahagiaan material duniawi.

2:186, ...Karena Allah adalah sangat dekat dengan siapa saja, maka zikir/wiridan tidak boleh dilakukan dengan suara yang keras.
Dalam hadis sahih Al-Albukhary diperingatkan oleh Nabi para sahabat yang mengeraskan suaranya, ketika mereka berzikir dengan suara yang keras :

اربعوا اصواتكم فانكم لا تعبدوا االاصم ولا الغااب

Lirihkan suaramu, karena kamu tidak menyembah Tuhan yang tuli dan yang absen (tidak hadir di sisimu).
Ibadah makhdah, seperti shalat, wiridan, zikir membaca Al-Qur'an adalah munajat, berdialog, merasa hadir, menikmati dan memikirkan tentang keagungan Allah, sudah pasti harus dilaksanakan secara khusyu', khudu' dan konsentrasi, sehingga Allah tidak akan lepas dari diri kita, baik secara intelektual (pemahaman tentang Zat, asma, sifat dan perbuatan Allah). Tujuan ini tidak mungkin bisa digapai oleh orang-orang yang berzikir dengan cara menggoyang-goyang kepala ke kanan dan ke kiri, serta menggerakan badan secara keras, seperti orang yang melakukan senam atau lagi sakit perut, cara-cara ini bukan saja tidak benar, tetapi tidak sopan menggoyang-goyangkan badan di hadapan raja diraja. Zikir seperti ini, tidak pernah dilakukan oleh Nabi dan Para sahabat. Ibadah makhdah pada dasarnya adalah "ittiba'" mengikuti cara-cara yang pernah dilakukan oleh Nabi.

Zikir dengan suara keras dan dengan tata cara seperti yang diutarakan Penanya adalah model yang pernah dilakukan oleh kelompok tarikat : Qodiriah, Samaniyah, Maulawiyah dll.

Ibadah yang benar adalah ibadah yang pernah dipraktekan oleh Nabi melalui sunahnya yang sangat sesuai dengan hidayat Allah melalui Al-Qur'an.

Zikir dalam salat atau di luar shalat bukan hanya merupakan ritual secara rutin, akan tetapi harus berupa aktifitas yang mengerahkan seluruh potensi batin manusia, yang terdiri dari potensi intelektual, emosional dan spiritual untuk merengkuh makrifatullah, sebagai proses pendakian dari : islam, iman dan ikhsan.

Zikir berarti mengingat dan memikirkan tentang Zat, Asma, Sifat dan Perbuatan Allah. Jangan terpengaruh oleh fatwa-fatwa guru-guru atau orang-orang tasawuf. Mereka memiliki cara dan model zikir yang diciptakan sesuai selera estetikanya, seni zikir bukan terletak pada goyang-goyang badan atau melalui suara yang dilagukan.
Coba dipahami pengalaman anda sendiri : ketika anda bersungguh-sungguh dan serius untuk memikirkan dan memahami suatu masalah, misalnya : matematika, fisika, kimia, biologi atau masalah ilmu-ilmu yang lain, apakah anda bisa paham atau mengerti tentang sesuatu yang anda pikirkan dengan menggerak-gerakkan badan atau dengan mengeraskan suara atau ada hal-hal lain yang masuk melalui panca indera dan mengganggu konsentrasi belajar/zikir. Allah mengingatkan kita melalui hidayat alquran :

ما جعل الله لرجل من قلبين في جوفه...٣٣:٤

Allah tidak menjadikan dua hati di dalam tubuh seseorang...
Di dalam hadits Al-Bukhary dinyatakan :

في القلب لمتان لمة الملك ولمة الشياطين...

Di dalam hati seseorang ada dorongan : dorongan Malaikat dan dorongan Setan.Apabila Malaikat masuk menguasai diri seseorang, maka setan akan keluar dan sebaliknya...

Kandungan hadis ini sangat sesuai dengan Al-Qur'an :

فالهمها فجورها وتقواها...٩١:٨)

Maka Allah mencurahkan keburukan dan ketaqwaan di dalam diri seseorang.
Pikirkan makna dan aplikasinya dalam praktek keberagamaan anda melalui firman Allah pada surat terakhir : 114.

Berdoa untuk orang masih hidup atau yang sudah meninggal dunia, itu sah dan boleh, soal diterima atau tidak itu tergantung kepada kedua belah pihak, dengan syarat yang mendoakan orang/anak yang salih, dan yang didoakan terdiri dari orang-orang yang berhak menerima doa, sesuai dengan ketentuan agama (Al-Qur'an hadis) 59:10.
Doa-doa itu yang bisa diterima oleh Allah, asalkan sesuai dengan syarat-syarat doa yang maqbul.
Tentang bacaan Al-Qur'an, tahlilan, shalawatan dll., pahala bacaan tersebut hanya bisa dinikmati oleh si pembaca, karena dia yang berbuat dan beramal, itu kata Allah dalam Al-Qur'an : 53:39-40,

وان ليس للانسان الا ما سعي وان سعيه سوف يري

Dan sesungguhnya manusia akan memperoleh balasan amalnya. Dan amal perbuatan itu akan dilihat hasil pahalanya..

Pendapat Assyafii, sangat sesuai dengan ayat tersebut.
Ada dua ayat yang akan membantu anda untuk memahami penjelasan di atas, yaitu :

59:10, kita dianjurkan oleh Allah untuk mendoakan orang-oranh islam yang sudah mendahului kita, terutama orang tua kita, dengan bahasa apa saja, lndonesia, Jawa, Sunda, Arab atau lnggris yang kita paham makna dan maksud dari doa itu. Untuk mendoakan seseorang, kita diberi petunjuk, bagaimana caranya : baca awal surat-surat al-baqoroh dan akhirnya, ayat kursi, al-ikhlas, muawwidatain, zikir dengan tahlil, ini semuanya kita baca dengan pemahaman yang sempurna, sebagai warming up agar diri kita mendapat pencerahan secara ruhani (spiritual) melalui bacaan-bacaan tersebut sehingga pada saat mendoakan orang-orang yang dimaksudkan, spiritualitas kita benar-benar nyambung dengan Allah.
Tahlilan atau yasinan tanpa mendoakan secara khusus bagi orang tua misalnya, jelas tidak ada hasilnya.

Bacaan ayat-ayat, shalawat zikir dll. itu hanya bermanfaat bagi yang melakukanya (yang membacanya) apabila memahami makna dan arti apa yang dibaca itu, dan apabila tidak paham artinya, mungkin masih ada pahalanya.
Analisis ini sesuai dengan ayat : 53:39. Seseorang hanya akan memperoleh balasan/ganjaran atau reward dari jerih payahnya.

Coba renungkan maksud dari hidayat ayat berikut : 47:24,
Apakah mereka tidak memikirkan arti Al-Qur'an atau memang hatinya tertutup.
Pahala Al-Qur'an dan yang lainnya adalah apabila arti, makna dan tujuan ayat-ayat itu diberikan kepada kita mampu merubah, membentuk dan meningkatkan nilai intelektual, emosional dan spiritual kita, sehingga bacaan-bacaan itu bisa memberi pencerahan dan pengobatan kepada mental-mental yang sakit.
Pikirkan secara cerdas ayat berikut :10:57

يا ايها الناس قذ جااتكم موعظة من ربكم وشفاا لما في الصدور وهذي ورحمة للمومنين 

Hai ! manusia telah datang peringatan dari Tuhanmu dan obat bagi penyakit yang mendekam dalam lubuk hatimu, petunjuk dan rakhmat bagi orang-orang mukmin..

Apakah bacaan tahlil dan yasin yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang di kampung-kampung, musholla, masjid dan pondok pesantren bisa bermakna bagi kehidupan mereka dalam aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, terutama dalam kehidupan birokratif : legislatif, eksekutif dan yudikatif, apalagi dalam persiapan pileg/pilpres, banyak partai, hampir semua partai dan caleg, telah melakukan perbuatan yang bertentangan Al-Qur'an, hadits dan moral : suap menyuap, membeli suara orang atau partai lain melalui KPPS dll, minta-minta ke kuburan : Bung Karno, Suharto, raja-raja Mojopahit, dll. datang ke dukun : kahin atau arrof dan para normal. Ini semua bertentangan dengsn ayat dalam surat yasin : 60. Yang melarang kita mendekati setan-setan dan meminta pertolonganya, ini banyak dilakukan oleh keluarga para kiayi.  
Apabila yang membaca saja tidak mendapat pahala/berkah/manfaat dari yang di baca, karena tidak mengamalkan tuntunan dan tuntutan-Nya, bahkan berlawanan dan secara tidak sadar orang tersebut melawan suatu bacaan yang tidak dipahami. Kalau dia sendiri tidak dapat apa-apa, lalu apa yang akan di berikan kepada orang lain (mayat).
Atau dengan perumpamaan yang lain : seandainya anda belajar matematika, kimia, biologi atau ilmu-ilmu yang lain seperti tafsir, hadits, faraid dll. dan semuanya anda kuasai dengan sungguh-sungguh, diajarkan kepada orang lain, apakah orang yang tidak memahami ilmu-ilmu itu bisa pintar seperti anda kalau mereka tidak belajar seperti yang anda lakukan. Barokah ilmu dan amalan seseorang tidak bisa pindah begitu saja kepada orang lain, apabila dia tidak berbuat seperti yang anda lakukan.

Jangan suka berpegang kepada pendapat yang berbeda-beda, yang tidak disertai dengan dalil yang rasional dan tekstual yang shahih dari Al-Qur'an dan Hadits yang maqbul.

قال رسول الله صلعم: ان الله كره شلاشاقيل وقال واضاعة المال وكشرة السواال.رواه البخاري.

Allah membenci tiga hal : katanya ini dan katanya itu (mengemukakan pendapat beberapa ulama), menyia-nyiakan harta dan banyak pertanyaan (diskusi tanpa diamalkan).

والله اعلم بالصواب

1 comment:

  1. Alhamdulillah pak Ustadz dapat penguatan ilmu untuk memperkokoh keyakinan saya, maturnuwun dan ijin sharing ke temen2

    ReplyDelete