Tuesday, April 15, 2014

Hakikat Surga

Dialog antara Allah, Malaikat, Adam dan Iblis adalah merupakan imajinasi dari drama kehidupan yang akan dialami anak cucu Adam dalam mengarungi kekhilafahan di muka bumi ini, dengan segala macam peristiwa yang akan dihadapinya, yang menguntungkan dan merugikan.

"Al jannah" di dalam Al-Qur'an memiliki banyak arti, dan yang ditempati Adam dengan peristiwa yang dialami adalah bukan janah al-firdaus atau al na'im, ia adalah tanah pegunungan di sekitar timteng yang ditumbuhi oleh tanaman tertentu, diantaranya tumbuh semacam ganja yang memabukkan.

Surga menurut kebanyakan ulama yang masyhur sudah ada, Imam syafii, Ibnu Hazm Al Dahiri, Hasan Basri Al Tabii dan Musthofa Al Maraghi dalam tafsirnya Al Maroghi (Al-Qur'an : 3:133).

Di surga tidak ada syariat agama, tidak ada larangan untuk makan apa saja, tidak ada makanan yang menimbulkan kepala jadi pusing apalagi yang memabukkan hingga membuat sempoyongan, pakaian penghuni surga adalah terdiri dari sutera bukan daun-daunan atau klaras.

Kelompok Muktazilah mengatakan : surga belum ada, dan kalau sudah ada akan rusak sebelum dipakai, pendapat yang tidak rasional.

Al Maroghi mengatakan : surga sudah ada, akan tetapi karena luasnya tidak terbatas, maka surga itu berada di luar planet yang ada di alam semesta ini.

Al jannah dalam Al-Qur'an banyak ditampilkan melalui beberapa ayat, diantaranya : 18:32-34 (perkebunan), 34:15 (proyek pertanian), 36:34-35 (perkebunan), 53:14-15 (jannatul ma'wa di atas sidratul muntaha, adalah markas besar para malaikat, di situ ada Laukh Makhfuz), 2:35 (tanah tumpah darah Adam dan Hawa untuk sementara, sebelum pengembaraanya sebagai khalifah), 2:38 (Adam ditugaskan untuk mengembangkan syariat Allah, turun dari dataran tinggi sebagai hunian awalnya, kemudian menyebar ke tempat di sekitarnya). Pengertian ini sama dengan perintah yang dikemukakan Allah terhadap kaum Bani Israil yang merasa bosan dengan makanan tertentu dan diperintahkan turun ke perkotaan : 

اهبطوا مصرا فان لكم ما سالتم

Turunlah ke kota, maka kamu akan nendapatkan apa yang kamu minta...
Jadi Adam bukan turun dari surga.
Ayat-ayat Al-Qur'an tentang Adam, Iblis yang menggoda Adam bukan berupa ayat mutasyabihat, tetapi berupa ayat yang mujmal, ayat yang belum jelas artinya dalam satu surat, tetapi dijekaskan pada surat yang lain (mubaiyyan).
Surga baru dibangun di atas puing-puing kehancuran alam semesta ini setelah terjadinya hari kiamat.
Berdasarkan penelitian yang saya cermati melalui beberapa ayat yang tersebar dalam beberapa surat (murni dari pemahaman saya yang tidak ada dalam kitab-kitab tafsir manapun). Rangkaian proses terjadinya alam semesta, hari kiamat dst. seperti yang digambarkan Al-Quran adalah sbb :

21:30,104 adalah terjadinya alam semesta dari titik nol tidak bervolume dan dikembalikanya alam semesta ini seperti semula.

14:48, adalah dirubahnya bumi dan langit ini seluruhnya (alam semesta) menjadi hunian baru untuk dijadikan makhsyar (apel besar).

20:105-108, bumi dan langit diratakan, sehingga tidak nampak tanah yang landai dan nanjak. Ini menjelaskan ayat : 14:48. 

3:133, 57:31, menjelaskan tentang luasnya surga, sebagai hunian orang-orang yang beriman, betaqwa, dan tidak buta dalam kehidupan dunia ini.

Tentang hakekat surga ini, hanya Allah yang mengetahui secara haqqul yaqin, kita hanya berusaha untuk bisa masuk ke dalam kelompok mukhsinin.

والله اعلم باالصواب

اللهم لا تجعل مصيبتنافي ديننا ولا تجعل الدنيا اكبر همنا ولا مبلغ علمنا ولا تسلط علينا من لا يرحمنا امين...امين...امين.

No comments:

Post a Comment