Wednesday, June 11, 2014

Tujuan Hidup Manusia

Setiap orang, dimanapun berada, di timur atau barat, berkulit putih, hitam, kuning atau yang berwarna campuran, beragama atau beraliran dan ideologi yang bermacam-macam yang tidak bisa dihitung jumlahnya, sudah pasti seluruhnya mendambakan kesenangan, kebahagiaan, kesejahteraan hidup dan ketenangan dalam seluruh aspek kehidupanya, baik secara material, bahkan dalam segi mental dan spiritual.

Islam sebagai syariat agama yang diwahyukan Allah untuk pertama kalinya bagi manusia pertama : Adam As. sebagai nenek moyang manusia yang ditugaskan sebagai "khalifah" sudah dibekali dengan aturan dan tuntunan agar mereka mampu dan sanggup untuk membangun kehidupan dunia ini dengan sebaik-baiknya. Sesuai dengan pernyataan Al Quran : "Aku tidak menciptaan jin dan manusia,kecuali agar supaya mereka tunduk dan patuh pada syariat-Ku (ibadah)."

Syariat Islam yang bersumber pada Al Quran dan Hafits Nabi, adalah meliputi : aqidah tauhid, hukum amali (fiqih) dan akhlaq atau tasawuf maknawi yang dipraktekan oleh Rasulullah Saw, para sahabat dan para salafusholihin (bukan madhab salafi).

Kehidupan manusia pada abad 21 yang dipenuhi dengan pemikiran filsafat materialisme dan hedonisme yang melanda hampir seluruh pelosok dan sudut dunia ini, jelas nampak terjadinya kehancuran, kerusakan dan kekacauan dalam seluruh segi kehidupan : sosial, politik, ekonomi, budaya, industri dll. yang berakibat tidak adanya perdamaian, ketenangan dan kebahagiaan yang menjadi harapan hidup bagi manusia, secara individual dan komunal dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara secara nasional atau global.

Untuk mengatasi problem kehidupan yang carut marut itu, syariat islam memiliki konsep yang paling unggul dibandingkan ajaran dan ideologi manapun yang ada di dunia saat ini dan seterusnya.

Syariat islam yang sangat sesuai dengan keberadaan manusia yang diciptakan oleh Allah secara sempurna, Al Quran : "Tuhan yang menciptakan makhluk seluruhnya secara sempurna (manusia). Dan Tuhan yang telah menentukan ukuran dan ketentuan segala sesuatu (taqdir), kemudian memberi petunjuk untuk mengatasi taqdir itu.

Untuk menciptakan kondisi yang ideal sesuai dengan idea agung yang diiradahkan Allah tersebut, harus ditempuh dan dilakukan dengan cara-cara yang cermat dan teliti melalui proses pendidikan integral, peningkatan kecerdasan intelektual, berikutnya kecerdasan emosional dan kemudian kecerdasan spiritualnya.

Kebenaran syariat islam hanya bisa dicerna dan pahami oleh orang-orang yang memiliki kecerdasan untuk membedakan hal-hal yang benar secara rasional dengan keburukan yang mengacaukan kecerdasan otaknya. Orang-orang barat, Eropa dan Amerika Utara ribuan bahkan ratusan ribu yang memeluk islam, setelah mereka mempelajari dan membandingkan agama Kristen, Yahudi, Hindu, Budha dll. dengan kepatuhan yang sempurna. Fenomena ini sesuai dengan firman Allah : "Tidak ada paksaan dalam agama, telah jelas perbedaan kebenaran (syariat Al Quran) dengan kedurhakaan (agama dan ideologi lainnya) (2:256).

Proses pendidikan secara integral itu harus dimulai dari diri kita sendiri sebagai "rabbaniyin", sebagai pendidik ilmu yang paling rendah sampai yang tertinggi, kemudian ke lingkungan keluarga, agar kita menjadi selamat di dunia dan akhirat, sesuai dengan tuntutan Allah : 66:6.

Sebagai makhluk hidup yang diberi kesempurnaan jasmani dan ruhani secara sempurna oleh penciptanya, kita harus memperhatikan bekerjanya seluruh jaringan secara cermat, baik secara biologi, fisiologi dan psikologi. Seluruh organ ini akan bekerja dengan benar dan baik, sesuai dengan kehendak penciptanya, maka kita harus mengikuti proses perjalanan taqdir, sehingga kita bisa sampai pada batas akhir dari qodho' yang telah digariskan secara global 50 ribu tahun sebelum diciptakannya alam semesta ini.

Dan sekarang secara individual dan accidental terserah kita, apa yang kita inginkan (penulis bukan pengikut aliran jabariah dan qodariah, murni pengabdi Al Quran dan Sunnah).

Darah yang dipompa oleh jantung ke seluruh jaringan tubuh, terutama otak dan panca indera adalah bersal dari makanan dan minuman yang kita konsumsi, oleh karena itu, harus berasal dari sumber yang halal, bukan yang syubhat apalagi yang haram.

Janganlah kamu makan harta secara batal (haram), dan kamu menyerahkan harta kepada hakim-hakim (pejabat dan penguasa), untuk memperoleh imbalan secara curang dari harta kekayaan rakyat (negara), dan kamu mengetahui kecurangan itu.(2:188).

Mengkonsumsi suapan yang haram itu akan menyebabkan kaburnya hati nurani yang menimbulkan kacaunya panca indera dan seluruh organ tubuh. Allah memberi peringatan melalui ayat : 83:14, "Tidak, tetapi kecurangan yang mereka lakukan itu, telah menimbulkan noda hitam dalam hatinya. 

Rasulullah Saw bersabda : Akan datang suatu masa yang akan dilalui umat manusia, orang yang sabar mempertahankan agamaya, seperti orang yang menggenggam bara api.

   يأتي علي الناس زمان الصابر فيهم علي دينه كالقابض علي الجمر. رواه الترمذي عن انس

Seorang shufi, Abu Bakar ibnu Dawud, yang berumur 100 tahun di Syria mengatakan :

إن المعدة محل الطعام فإن ملأته بطعام حلالفتجد فيك قوة العبادة. فإن ملأته بطعام شبهة فيستر طريق الحق عنك. فإن ملأتهابطعام حرام فتزيد المعصية
نفاحات الأنس من حضرات القدس : الملا نور الدين عبد الرحمن الجامي. ١:٢٩٥

Perut adalah tempatnya makanan. Apabila diisi dengan makanan yang halal, maka dia akan merangsang kekuatan ibadah. Apabila diisi dengan makanan yang syubhat, dia akan menutup jalan kebenaran dari dirimu. Dan apabila diisi dengan konsumsi yang haram, maka dia akan menambah kemaksiatan.

Rasulullah bersabda :

رب أشعث أغبر يمد يديه الي السماء فقال يا رب يا رب فأني يستجاب له الدعاء ومأكله حرام ومشربه حرام وغذي بالحرام.رواه البخاري

Banyak orang yang rambutnya tidak teratur, mukanya berdebu yang perlu disayangi, mengangkat kedua tangannya ke langit, bagaimana mungkin do'anya diterima oleh Allah, sedangkan makanannya, minumannya dan penghasilannya adalah diperoleh secara haram.

Oleh karena itu, setiap muslim harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh penghasilan yang halal, melalui pekerjaan, usaha dan jasa yang benar, jujur dan halal, berdasarkan keahlian dan profesi yang dimilikinya.

Islam tidak melarang seseorang menjadi kaya, asal benar dan sesuai hidayat Tuhan. Nabi Ibrahim kaya raya dan dermawan, Nabi Sulaiman memiliki segala macam kekayaan, termasuk ribuan kuda pacu untuk berperang, Usman ibnu Affan dan Abdurrahman ibnu Auf memiliki kekayaan dan harta yang disumbangkan untuk dakwah dan syiar islam.

Sikap seorang mukmin adalah sangat mengagumkan Allah, apabila dia menperoleh nikmat dan kekayaan, selalu bersyukur, dan apabila ditimpa musibah dan penderitaan, dia tetap sabar dan tabah.

والله اعلم بالصواب

No comments:

Post a Comment