Pages

Thursday, April 3, 2014

Pemilu Sebagai Sarana Membangun Indonesia Menjadi Negara Yang Madani


Persiapan Pileg dan Pilpres yang akan dimulai dengan Pileg pada tanggal 9 April 2014 telah didahului oleh kebingungan caleg dan capres yang menimbulkan kebingungan rakyat sebagai calon pemilih.
Faktor utama yang menyebabkan kebingungan adalah banyaknya calon yang secara kualitatif tidak memiliki skill dan pengalaman untuk mengurusi bidang yang dimasuki baik legislatif maupun eksekutif terutama moral dan etika politik apalagi moralitas agama.
Money politic atau penyebaran barang dan uang secara terang-terangan dilakukan oleh partai atau individu yang ingin memperoleh jumlah pemilih yang signifikan dengan cukong dan calo yang menyebar mendatangi calon pemilih. Hal ini adalah berarti melanggar UU pemilu, tidak ada yang mengawasi atau memberi tindakan baik penegak hukum atau panwaslu. Awal perjalanan mereka jelas-jelas salah dan haram menurut hukum agama, terutama banyak diantara mereka yang mempergunakan jasa para normal, kahin dan arrof menurut sunah Rasul, justru hal ini dilakukan oleh orang-orang yang mengerti dan mengajar Al-Qur’an dan hadis/agama.
Bahkan banyak yang mengunjungi kuburan orang-orang yang dianggap sebagai wali,yang seharusnya ziarah adalah untuk mengingat apa arti tujuan hidup, kalau tidak untuk siap-siap mati menuju surga, bukan menuju neraka melalui lembaga legislatif atau yudikatif.

Ditingkat capres dan wacapres, hampir seluruh partai sudah mengajukan calonya masing-masing, dari persyaratan banyak diantara mereka yang jelas bisa dibaca rakyat kelas bawah tidak memiliki kemampuan untuk meningkatkan pembangunan Indonesia yang sangat besar penduduknya, potensi alamnya, kemiskinan dan rendahnya nilai pendidikan rakyatnya, daerah pedalaman yang banyak tertinggal dalam segi ekonomi, tenaga kerja yang tidak terampil dan banyak hal yang.harus ditingkatkan kemajuanya.
Pemimpin tidak bisa dibangun secara instan atau semalam seperti Bandung Bondowoso, kalau mengurusi beras atau ngurusi lapindo saja tidak bisa, bagaimana mengatur negara yang sudah carut marut dengan.pungli, korupsi, manipulasi dan berbagai macam cara mengeruk uang negara/rakyat dari yang kasar s/d yang paling halus.

Ada pendapat dari sebagian pengamat yang menganjurkan adanya persatuan atau koalisi dari partai-partai yang bebasis massa Islam,seperti PKB, PPP, ,PBB, PAN dan PKS. Sebagai partai yang berasaskan dan/atau berbasis massa Islam, maka mereka seharusnya memakai dasar dan aturan hukum Islam yang berlandasan kepada Al-Qur’an dan sunah, apabila mereka melakukan salat, puasa, zakat, haji dan syahadat menurut Islam. Dalam bidang sosial, politik, ekonomi dan dalam etika politik juga harus memakai dasar-dasar yang Islami. Anggota DPR tidak harus belajar etika politik ke Yunani (Plato).
Ada beberapa catatan petunjuk dan hidayah Allah yang harus dipakai untuk membangun negara Indonesia (bukan negara Islam atau skuler) sebagai negara yang berperadaban, tidak masalah walaupun kita adopsi struktur negara berdadarkan Trias Politika, yang penting adalah muatan dan pelaksanaanya.
Untuk menghindari pertentangan dan benturan kepentingan antar partai dan individual, apalagi sesama Islam, Al-Qur’an mengingatkan :

انما المومنون اخوة فاصلحوا بين اخويكم
 واتقوا الله لعلكم ترحمون

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, maka berdamailah diantara saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu diberi rakhmat (49:10).
Agar memperoleh rakhmat Allah, tidak ada jalan bagi umat Islam kecuali bersatu untuk membangun negeri ini dengan nilai-nilai yang Islami, kita tunjukkan kepada komunitas diluar Islam atas keunggulan ajaranya dibanding konsep dan teori pemikiran atau agama lain, dalam rangka dakwah Islam jangan ditonjolkan kebopengan pemeluknya :

 الاسلام محجوب بالمسلمين ,

Ajaran Islam terkontaminasi oleh kebodohan dan kecerobohan pengikutnya. Saya kutipkan pemikiran yang jujur dari seorang intelektual Inggris : Islam is indeed much more then a system of religion it is a complete civilization.

Penetapan seorang pemimpin yang berhak untuk ditempatkan pada suatu posisi yang tepat, proporsional dan profesional adalah harus melalui pengkaderan yang sistemik, tidak hanya mengambil orang-orang yang tidak jelas kualitasnya, kemapuanya apalagi tidak memiliki dedikasi dan indikasi (niat secara ikhlas untuk mengabdi kepada bangsa dan negara, mengambil wakil yang dipungut dari tempat asal mau dan memiliki uang banyak untuk mengisi kas partai yang bersangkutan)
Akhirnya partai-partai itu gugur berantakan seperti yang bisa kita lihat sekarang ini, Dengan demikian, maka akibatnya negeri ini menjadi negara yang paling korup di seluruh dunia, nomor 1 di Asia dan nomor 3 di dunia. Hal ini terjadi, karena kita mengikuti jalan hidup sesuaai dengan ukuran takdir yang jelek.
Baca hadis ini :

 اذا ضيعت الامانات فانتظر الساعة. قيل: يا رسول الله وما اضاعتها. قال: اذا وسد الامر الي غير اهله فانتظر الساعة.الحديش رواه البخاري.

Apabila tanggung jawab dan amanat dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki keahlian, maka tunggulah saat kehancuranya.
Oleh karena itu, orang-orang yang menduduki badan legislatif, eksekutif dan yudikatif harus terdiri dari orang-orang memiliki keahlian, kejujuran dan cerdas menangani suatu pekerjaan, berdasarkan the man behind the gun, dari partai apa saja asalkan mrmiliki amanah dan tanggung jawab, atau zaken cabinet, menteri yang memiliki keahlian, bukan menteri jatah partai yang tidak becus.

Petunjuk dan hidayat dari Allah tinggal pakai dan menerapkan, tidak perlu mengangkat tangan memohon kepada Allah agar diberi hidayat, hidayat semua kebutuhan hidup manusia sudah siap pakai tinggal mengamalkan saja. Ingat ayat :

 ولا تقف ما ليس لك به علم ان السمع والبصر والفواد كل اولاك كان عنه مساولا

Janganlah kamu mengurusi (membicarakan, mengerjakan atau melakukan) sesuatu yang tidak kamu ketahui (berdasarkan science dan teknologi). Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani, seluruhnya akan dipertanggung jawabkan di pengadilan Allah.
Konsep dan hidayat Allah dalamAl-Qur’an dalam proses pembinaan kader pemimpin yang perlu kita ikuti ialah pengkaderan Ibrahim As :

واذابتلي ابراهيم ربه بكلمات فاتمهن قال اني جاعلك للناس اماما قال ومن ذريتي قال لا ينال عهدي الظالمين

Ketika Tuhan menguji Ibrahim melalui beberapa program training (konsep kerja), kemudian Ibrahim mampu melaksanakan program itu secara sempurna. Selanjutnya Allah memutuskan : Aku tetapkan engkau sebagai pemimpin. Kemudian Ibrahim mohon kepada-Nya : "Agar anak cucunya direstui menjadi pemimpin ?", Allah menjawab : Aku tidak akan merestui anak cucumu yang.zalim.(2:124)

Kezaliman kita sebagai pengikut agama Islam adalah karena secara tegas dan jelas, hanya mengikuti nafsu yang sangat mendorong diri kita untuk ngesuk (serakah) menggapai kebahagiaan dunia, harta benda, pangkat, jabatan, kedudukan dan kekuasaan serta kepuasan material duniawi yang profan (hedonisme).
Model permainan politik partai-partai dan kekuasaan yang ada di negeri ini adalah masih bersifat nepotisme, sebagaimana potret kehidupan masyarakat yang tidak bersifat madani yang sangat ditekankan oleh Rasulillah dalam hadis sahihnya :

من ولي من امر المومنين امرا فولي رجلا لعصابة او مودة او قرابة فهو يجد من ارضي منه فقد خان الله ورسوله وخان المومنين

Barangsiapa yang menguasai urusan dan dan kepentingan umat muslim, dia mengangkat pekerja/pegawai/pembantu berdasarkan golonganya (suku atau partainya), senang atau tidak senang karena suka mengkritisi kebijakannya yang tidak bijaksana atau karena kekerabatan, pada hal ada orang lain yang lebih unggul daripada dia, maka penguasa tersebut telah mengkhianati Allah, mengkhinati Rasul-Nya dan mengkhianati orang-orang yang beriman.

Amanat dan tanggung jawab sebagai orang yang beriman dalam memimpin kehidupan masyarakat, dari kelompok terkecil seperti rumah tangga, RT, RW, Kecamatan s/d Negara adalah tugas berat yang harus kita lalui melalui rambu-rambu, petunjuk dan hidayat Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an dan sunah Rasul. Dengan niaat yang murni dan ikhlas hanya mengharap rida Allah dengan disertai bekal dan persiapan berdasarkan ilmu Ilahiyah, insyaallah semuanya akan berjalan dengan penyertaan taufiq dan maunah-Nya.
Ingat ! Tidak akan minta-minta jabatan, kekuasaan dan pekerjaan sebagai amanat yang harus dipanggul di atas pundanya, sedangkan planet-planet di ruang angkasa, bumi dan gunung-gunung yang kokoh dan tangguh tidak sanggup untuk mengembannya, kecuali orang-orang munafiq dan mereka yang musyrik.

Baca dengan sungguh-sungguh firman Allah dalam Al-Qur’an : 33:72-73.

No comments:

Post a Comment